Jumat, 15 Mei 2009

Legenda Putri Kaguya


Jepang merupakan Negara yang kaya legenda dan cerita rakyat. Dengan wilayahnya yang lebih dari 60% merupakan daerah pegunungan, membuat banyak legenda dan cerita rakyat yang berlatar belakang daerah pegunungan. Gunung Fuji yang terletak di pulau Honshu merupakan gunung yang paling terkenal di Jepang, dan salah satu gunung yang ternama di dunia.
Keberadaan gunung fuji erat dengan masyarakat Jepang, terkait dengan tradisi maupun kepercayaan mereka. Gunung Fuji dianggap tempat yang suci sampai masa restorasi Meiji, dimana sebagian kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal tersebut dilarang. Namun gunung Fuji tidak lantas kehilangan popularitas, di masa sekarang gunung Fuji bukan hanya menjadi ciri khas Negara Jepang, namun menjadi salah satu obyek wisata yang diunggulkan. Kini, banyak masyarakat Jepang [maupun turis asing] yang melakukan perjalanan ke gunung Fuji. Pada jaman dahulu wanita sempat dilarang untuk melakukan perjalanan atau mendaki gunung Fuji.



Walaupun nampak anggun dan tenang, gunung Fuji bukannya tidak pernah meletus. Letusan gunung Fuji yang terakhir adalah pada tahun 1708 yang meninggalkan tumpukan abu yang cukup tinggi di wilayah Tokyo [dulu Edo]. Tapi kini status gunung ini tidak lagi aktif.

Terdapat beberapa legenda atau cerita rakyat yang terkait dengan gunung Fuji. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.
Asal usul gunung Fuji tertuang dalam sebuah legenda yang mengisahkan terciptanya gunung tersebut dalam tempo satu malam.
Dikisahkan Visu seorang penebang kayu yang hidup di sebuah pondok bersama anak istrinya tiba-tiba terbangun di suatu malam karena guncangan dan suara keras dari dalam tanah. Visu segera membawa anak dan istrinya keluar karena mangira terjadi gempa bumi. Namun saat ia melangkahkan kaki ke luar dari pondoknya, daerah sekitar tempat tinggalnya yang awalnya merupakan dataran luas berubah menjadi sebuah gunung. Visu begitu kagum sehingga menamai gunung itu “Fujiyama”

Legenda lain tentang gunung Fuji adalah Sengen-sama atau Asama no Okami yang merupakan dewa gunung berapi. Masyarakat jepang dulu membangung kuil bagi Sengen-sama di kaki gunung Fuji untuk menghormati sang dewa dan roh-roh lain yang menghuni gunung Fuji, dan memohon agar gunung Fuji tidak meletus. Dalam kenyataan sekarang, banyak pengunjung yang ingin mendaki gunung Fuji berusaha mampir ke kuil tersebut untuk berdoa demi keselamatan saat pendakian.

Asal kata fuji untuk gunung Fuji sendiri masih tidak jelas. Ada pendapat bahwa kata tersebut berarti ‘tanpa tandingan’, kemudian ada pendapat lain, bahwa kata fuji berakar dari kata fuchi [yang artinya api]. Namun pendapat ini ditentang oleh para ahli bahasa Jepang. Salah satu pendapat yang paling terkenal adalah bahwa kata fuji memiliki makna ‘keabadian’ atau ‘immortality’. ‘Fuji’ sebagai keabadian muncul dalam legenda Kaguya-hime [Kaguya-hime no monogatari].

Ini adalah legenda [termasuk salah satu cerita tertua] di Jepang tentang seorang penebang bamboo tua ternama Taketori-no Okina [dalam versi lain bernama Sanuyuki no Miyasato] yang menemukan batang bambu yang bersinar. Saat membelah batang bambu yang bersinar itu, ia menemukan seorang bayi perempuan sebesar ibu jarinya. Taketori dengan gembira membawa bayi itu pulang. Pasangan yang telah lama mendambakan kehadiran seorang anak itu merasa amat bahagia dan menamakan bayi itu Kaguya-hime [putri yang bersinar di malam hari].
Anehnya setelah mendapatkan Kaguya-hime, setiap kali Takenori membelah bambu, ia selalu menemukan segumpal emas di dalamnya. Tak heran, Taketori dan istrinya menjadi kaya raya.
Sementara Kaguya-hime sendiri telah lewat 3 bulan, tubuhnya membesar ke ukuran bayi normal, lalu tumbuh menjadi seorang wanita dengan kecantikan yang luar biasa. Awalnya Teketori berusaha menyembunyikan Kaguya-hime dari orang lain, namun perihal kecantikan Kaguya-hime pada akhirnya menyebar dan membuat 5 orang pangeran dating menemui Taketori untuk meminang Kaguya-hime.

Kaguya-hime meminta ke-5 pangeran itu untuk mencarikan benda-benda pusaka. Pangeran pertama diminta untuk mencarikan mangkuk suci milik Buddha, pangeran kedua diminta mencari sebuah tanaman bunga yang terbuat dari emas, pangeran ketiga diminta untuk mencarikan jubah legenda dari China, pangeran keempat diminta untuk mengambil permata berwarna dari leher seekor naga, dan pangeran terakhir mencari sebuah pusaka burung walet.
Pangeran pertama, kedua dan ketiga menyadari bahwa permintaan Kaguya-hime adalah sesuatu yang mustahil, dan mereka kembali dengan membawa barang yang mirip, namun bukan yang benar-benar diminta Kaguya-hime. Pangeran keempat menyerah setelah dihadang badai, sedangkan pangeran kelima harus gugur saat berusaha. Maka kelima pangeran itupun gagal mempersunting Kaguya-hime.
Setelah itu dating Kaisar Jepang, Mikado, yang memang jatuh cinta terhadap Kaguya-hime. Walaupun kaisar tidak diminta mencarikan benda-benda pusaka, namun tetap saja Kaguya-hime menolak pinangan Kaisar dengan alas an ia bukan berasal dari tempat ini dan tidak dapat pergi ke istana dengan Kaisar. Di musim panas, setiap ada bulan purnama, Kaguya-hime selalu dienuhi dengan kesedihan dan derail air mata. Taketori dan istrinya berusaha untuk menghibur Kaguya-hime, namun Kaguya-hime tetap saja dipenuhi kesedihan bahkan tidak tanduknya menjadi tak menentu. Hingga suatu saat ia menjadi tak tertahankan dan mengatakan pada orang tua angkatnya bahwa sesungguhnya ia bukan berasal dari dunia manusia dan ia harus kembali ke tempat asalnya, yaitu di bulan.
Saat hari kepulangan Kaguya-hime tiba, Kaisar menaruh pasukan penjaga di sekeliling rumah Taketori agar ‘orang-orang bulan’ tidak dapat menjemput Kaguya-hime. Namun apalah artinya manusia biasa tidak bisa berbuat apa-apa malah mereka terbutakan oleh cahaya yang amat menyilaukan.
Kaguya-hime mengatakan bahwa ia amat mencintai keluarganya di bumi, tapi ia harus pulang ke tempat asalnya. Ia menulis surat amat mengharukan berisi permintaan maaf kepada orang tua angkat nya dan kaisar serta memberikan jubahnya kpada orang tua angkatnya sebagai kenang-kenangan. Ia juga memberikan sebuah botol kcil kepada Kaisar yang berisi ramuan yang bila diminum akan membuatnya hidup abadi. Sat Kaguya-hime menitipkan surat dan botol kecil untuk Kaisar, sebuah jubah diletakkan di atas pundaknya dan belas kasih terhadap orang-orang bumi menjadi hilang. Kaguya-hime pulang ke bulan. Tak lama kemudian Taketori dan istrinya menjadi sakit keras, dan kaisar yang membaca surat Kaguya-hime dipenuhi dengan kesedihan sehingga ia bertanya kepada para bawahannya tentang gunung yang paling dekat dengan langit. Salah seorang dari mereka menjawab gunung besar di propinsi Suruga adalah gunung tinggi terdekat dengan langit. Kaisar menitahkan agar surat dari Kaguya-hime dibakar di puncak gunung Fuji agar asapnya mencapai langit tempat Kaguya-hime tinggal dan botol kecil berisi ramuan kehidupan yang diberikan Kaguya-hime dibakar karena Kaisar tidak ingin hidup abadi tanpa gadis yang dicintainya

3 komentar: